liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
BMW dan Daimler Digugat Turunkan Emisi Karbon dan Setop Mobil BBM

Aktivis lingkungan Jerman yang tergabung dalam Deutsche Umwelthilfe (DUH) menggugat dua perusahaan otomotif terkemuka negara itu, BMW dan Daimler, karena menolak memperketat target emisi karbon dan menghentikan produksi mobil berbahan bakar fosil sebelum 2030 untuk mencegah perubahan iklim.

Tak hanya BMW dan Daimler, Volkswagen (VW) juga menghadapi tuntutan serupa dari Greenpeace dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Jerman, Fridays for Future. Kedua LSM tersebut memberi VW waktu hingga 29 Oktober untuk menanggapi tuntutan mereka.

Gugatan itu diajukan pada Senin (20/9) setelah kedua produsen mobil itu melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan DUH untuk menanggapi permintaan pengetatan target emisi karbon dan membatasi produksi mobil bahan bakar sebelum 2030.

Baik BMW maupun Daimler sejauh ini belum menetapkan target untuk mengakhiri produksi mobil mesin pembakaran internal (ICE). Kedua perusahaan mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka menolak tuduhan DUH.

“Kami telah lama bersikeras pada jalur netral iklim kami, yaitu memproduksi mobil listrik sepenuhnya pada akhir dekade ini, dengan mempertimbangkan kondisi pasar,” kata Daimler dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/9).

Sementara itu, BMW menyatakan target iklim mereka sudah berada di garis depan industri otomotif dengan tujuan yang sejalan dengan ambisi menahan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius.

VW mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mempertimbangkan gugatan tersebut, tetapi menganggap tindakan hukum terhadap perusahaan bukanlah cara yang tepat untuk menangani masalah sosial seperti emisi karbon dan perubahan iklim.

DUH mendasarkan klaimnya pada putusan pengadilan tertinggi Jerman yang menemukan undang-undang iklim negara itu tidak cukup untuk melindungi generasi mendatang dari ancaman perubahan iklim.

Pengadilan juga memutuskan bahwa target pengurangan emisi Jerman pada tahun 2030 harus 65% dari tingkat tahun 1990, lebih tinggi dari target sebelumnya sebesar 55%. Selain itu, pengadilan juga memutuskan bahwa Jerman harus bebas karbon pada tahun 2045.

Gugatan ini penting karena akan menjadi preseden hukum bagi perusahaan untuk dimintai pertanggungjawaban atas emisi dari produknya yang mempengaruhi kehidupan manusia. Lihat perbandingan emisi karbon antara mobil listrik dan mobil konvensional pada kotak data berikut:

Jika penggugat menang, maka di masa depan akan banyak klaim terhadap perusahaan lain, mulai dari maskapai penerbangan, perusahaan energi/migas, hingga pengecer, yang dianggap kurang ketat dalam upayanya untuk mengurangi dampak bisnisnya terhadap Lingkungan.

Ini sudah terjadi di Belanda, di mana perusahaan energi Royal Dutch Shell kalah dalam tuntutan hukum yang sama atas emisi karbonnya. Shell juga merupakan perusahaan swasta pertama yang menerima perintah pengadilan untuk mengurangi emisinya.

BMW, Daimler, Target Iklim Volkswagen

Padahal, baik BMW maupun Daimler memiliki beberapa target terkait iklim. Daimler bertujuan untuk memproduksi versi listrik dari semua model mobil yang diproduksinya pada tahun 2025 dan pada tahun 2030 akan mulai memproduksi mobil listrik murni (berbasis baterai).

Kemudian BMW menargetkan setengah dari penjualan mobil globalnya akan menjadi mobil listrik pada tahun 2030, dan akan mengurangi tingkat emisi per mobil hingga 40%. Sementara itu, VW telah menyatakan akan berhenti memproduksi mobil berbahan bakar fosil pada tahun 2035.

Ketiga perusahaan tersebut mengatakan target tersebut sejalan dengan Perjanjian Paris untuk mengatasi pemanasan global.

Namun, DUH menilai target tersebut tidak sejalan dengan target iklim yang ditetapkan oleh pengadilan tinggi Jerman yang akan berdampak negatif bagi generasi mendatang.