Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bermagnitudo 5,5 mengguncang wilayah Banten pada Minggu (9/10) pukul 17.02 WIB.
BMKG menjelaskan melalui akun Twitternya, pusat gempa berada di koordinat 7,09 derajat Lintang Selatan dan 106,08 derajat Bujur Timur, sekitar 26 kilometer barat daya Bayah, Banten dengan kedalaman 12 kilometer. Titik gempa juga sekitar 36 kilometer tenggara Muarabinuangeun – Banten.
Sedangkan untuk arah barat daya berjarak 53 kilometer dari Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat, 109 kilometer dari Serang-Banten, dan 131 kilometer dari DKI Jakarta. Dalam keterangannya, BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, mengutip akun Twitter @DaryonoBMKG milik Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa diduga dipicu oleh deformasi/retakan pada lempengan, di zona transisi Megathrust-Benioff.
Gempa BMKG (Katadata)
“Gempa ini diduga merupakan gempa intra-slab,” kata Daryono, Minggu (9/10).
Intraslab artinya sumber gempa berada di dalam zona subduksi. Gempa intraslab biasanya disebabkan oleh subduksi lempeng samudera yang pecah, retak atau pecah. Salah satunya, disebabkan oleh proses dehidrasi batuan di dalam bumi.
Melansir laman Geologi.co.id, gempa intraslab memiliki karakteristik getaran yang merata dan lokasi sumber yang relatif dalam, tanpa berpotensi menimbulkan tsunami. Selain itu, gempa intraslab cenderung tidak diikuti oleh gempa susulan.