liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Hitachi Luncurkan Mobil Listrik Otonom di 2025, Lawan Autopilot Tesla

Perusahaan manufaktur terkemuka Jepang, Hitachi, Ltd., berambisi untuk menjadi produsen global kendaraan listrik dan otonom. Mereka bertujuan untuk meluncurkan mobil listrik self-driving pertama mereka pada tahun 2025.

Saat ini dunia mengenal Tesla sebagai produsen mobil listrik yang memiliki sistem penggerak mandiri bernama Autopilot. Meski fitur ini tidak sempurna karena banyak kecelakaan mobil yang disebabkan oleh malfungsi Autopilot.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, sayap bisnis Hitachi di bidang otomotif, Hitachi Automotive System, resmi bergabung pada Januari 2021 dengan anak perusahaan dari tiga pabrikan otomotif nasional terkemuka, Honda Motor Co., yaitu Keihin Corp., Showa Corp., dan Nissin Kogyo co. .

Hasil merger tersebut melahirkan perusahaan baru yaitu Hitachi Astemo Ltd. dengan komposisi pemegang saham Hitachi 66,6% dan Honda 33,4%. Astemo sendiri merupakan singkatan dari Advanced Sustainable Technologies for Mobility yang mendefinisikan bisnis inti perusahaan.

Hitachi Astemo akan memaksimalkan keunggulan Hitachi, Keihin, Showa, dan Nissin untuk memproduksi mobil listrik otonom. Hitachi Automotive Systems adalah pemain global dalam sistem propulsi otomotif (mesin dan komponen propulsi kendaraan lainnya), sasis, dan sistem bantuan mengemudi.

Sedangkan Keihin mengkhususkan diri pada komponen penggerak, Showa pada sistem kemudi dan suspensi, serta Nissin Kogyo pada sistem rem.

Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Hitachi Astemo, Brice Koch, mengatakan bahwa ambisi perusahaan adalah menjadi pemimpin global dalam teknologi CASE (connected, autonomous, shared and elektrified).

“Kami akan menghabiskan sekitar ¥300 miliar (sekitar Rp 39 triliun) dalam lima tahun ke depan untuk mengembangkan mobil listrik, beberapa tahun sebelumnya kami telah menginvestasikan sekitar ¥120 miliar (Rp 15,6 triliun),” katanya dalam bisnis Hitachi. presentasi strategi Asthemo. , awal tahun ini (20/1).

Ia menambahkan, fokus investasi perseroan ke depan selain mengembangkan mobil listrik adalah untuk pengembangan sistem pendukung pengemudi otonom/advanced (AD/ADAS) atau sistem penggerak otonom.

Kemudian pengembangan sistem sasis yang canggih. Koch mengatakan Hitachi Astemo adalah satu dari sedikit perusahaan yang memiliki keahlian signifikan, melalui empat afiliasinya, dalam membangun sistem sasis canggih seperti suspensi, rem, dan kemudi.

“Bersama dengan sistem AD/ADAS, kami dapat membuat mobil mengoptimalkan kecepatan dan berkendara lebih baik, sehingga meningkatkan keselamatan berkendara,” kata Koch.

Hitachi sebenarnya telah meluncurkan roadmap pengembangan mobil listrik dan swakemudi pada 2018. Dalam roadmap tersebut, Hitachi akan mengembangkan mobil swakemudi berdasarkan kesiapan teknologi pendukungnya.

Menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat (AS), mobil teknologi otonom dapat didefinisikan pada level 0-5. Level 0 menunjukkan mobil 100% dikendalikan oleh pengemudi/manusia, tanpa dukungan mengemudi.

Mobil level 1-2 didukung teknologi bantuan pengemudi seperti autonomous emergency braking (AEB), adaptive cruise control (ACC), dan lane keeping assist system (LKS). Pada level 0-1 pengemudi dituntut untuk selalu fokus dalam berkendara agar terhindar dari kecelakaan.

Kemudian pada level 3 mobil dapat berjalan secara otonom pada level tertentu dimana pengemudi harus kembali mengontrol kendaraannya berdasarkan permintaan sistem dan notifikasi. Dari level 4, kendaraan dapat melaju secara mandiri tanpa harus diambil alih oleh pengemudi.

Teknologi untuk kendaraan swakemudi di jalan raya sudah tersedia sejak tahun 2020, sedangkan untuk jalan raya biasa diharapkan tersedia pada tahun 2025.

Dalam peta jalan, Hitachi akan mengikuti setiap tahap pengembangan dan memperkenalkan teknologinya sendiri ke pasar untuk setiap tahap.

“Hitachi mengikuti langkah-langkah pengembangan yang ditunjukkan pada roadmap-nya dengan tujuan membawa teknologi ke pasar untuk setiap fase,” kata dokumen roadmap pengembangan mobil swakemudi Hitachi.

Menurut Survei Pasar Mobilitas Statista, pangsa pasar mobil dengan sistem penggerak berbantuan terus meningkat, sedangkan mobil “biasa” terus menyusut dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020 pangsa mobil “biasa” hanya 24% dari total jumlah mobil baru yang didaftarkan. Bahkan pada tahun 2013 pangsanya masih mencapai 65%. Inilah pasar yang ingin dijangkau oleh Hitachi Astemo.

Perusahaan menargetkan peningkatan penjualan sebesar 30% menjadi ¥2 triliun (sekitar Rp260 triliun) pada tahun 2026 dibandingkan penjualan tahun 2020 dari pasar yang berkembang untuk mobil listrik dan otonom.