liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Mengenal Lalove, Alat Musik Tradisional Asal Sulawesi Tengah

Alat musik lalove merupakan alat musik tradisional yang berasal dari sulawesi tengah tepatnya dari suku kaili. Lalove adalah alat musik tiup yang mirip dengan seruling, tetapi lebih panjang. Alat musik tradisional Lalove dapat menghasilkan lima not utama.

Bagi masyarakat Suku Kaili, Lalove bukan sekedar alat musik tradisional biasa. Mereka menganggap Lalove sebagai alat musik yang memiliki nilai sakral yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Dilansir dari kemdikbud.go.id lama, Lalove bisa diartikan sebagai siulan yang terdengar dari jauh.

Kisah Di Balik Lalove

Meski tidak diketahui secara pasti kapan alat musik Lalove pertama kali dibuat. Namun, alat musik tradisional ini dianggap sudah ada sejak zaman prasejarah Suku Kaili. Alat musik tradisional Lalove ini berkaitan dengan legenda Sawerigading.

Sawerigading tiba di Tanah Kaili dan ingin melamar Ngilinayo, raja wanita Kerajaan Sigi. Ngilinayo pun menyodorkan syarat, yakni harus mengadu ayam jantan keduanya. Untuk memeriahkan suasana, ayam diiringi alat musik yang dibawakan oleh Sawerigading termasuk Lalove.

Suara merdu alat musik tradisional ini menyatukan seluruh masyarakat termasuk yang sedang sakit. Dulu, Lalove hanya bisa dimainkan oleh orang-orang khusus yang disebut bule. Alat musik ini juga membutuhkan teknik tiupan yang tinggi dan sempurna.

Seringkali, orang tualah yang bisa meledakkan Lalove. Namun, kini banyak anak muda yang mulai belajar memainkan alat musik ini. Alat musik ini merupakan perlengkapan wajib dalam upacara Balia, salah satu upacara adat khas suku Kaili yang dimaksudkan sebagai proses penyembuhan.

Alat Musik Tradisional Keramat

Pada saat upacara, alat musik tradisional ini dimainkan untuk memanggil arwah. Lalove diputar selama proses penyembuhan, bahkan berjam-jam. Fungsinya yang sakral membuat Lalove dilarang untuk dimainkan oleh siapapun.

Jika ini dilakukan, diyakini pemain tersebut akan kesurupan. Fungsi sakral tersebut juga membuat proses pembuatan lalove menjadi sakral. Alat musik ini terbuat dari bambu pilihan yang diperoleh dari gunung atau bukit yang tinggi.

Sebelum menebang bambu, para perajin harus mengucapkan tabe atau izin kepada arwah yang diyakini sedang menunggu bukit tersebut. Ritual ini juga dibarengi dengan persembahan seekor ayam putih. Setelah menebang tiga alang-alang, para perajin kemudian pergi ke sungai.

Tiga alang-alang tersapu. Bambu yang dihanyutkan terlebih dahulu merupakan bambu utama yang akan dipilih untuk dijadikan lalove. Setelah dipilih, bambu kemudian dikeringkan dan kemudian dipotong.

Salah satu ujungnya dipotong ke buku jari, sedangkan buku jari di ujung lainnya dibiarkan. Ujung buku dipotong sedikit dan dibungkus rotan. Belakangan, bagian ini digunakan sebagai tempat meniup Lalove.

Di sisi berlawanan, dibuat enam lubang dengan masing-masing tiga lubang dalam satu kelompok. Ketiga lubang itu berjarak sekitar 2 cm satu sama lain. Sedangkan jarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya kurang lebih 5 cm.

Di ujung terbuka ada buluh lain yang lebih besar yang disebut solonga. Solonga inilah yang membuat suara Lalove semakin kuat. Membuat Lalove yang sakral bisa memakan waktu berhari-hari, karena setiap level membutuhkan ritual dan penuh mantra.

Sedangkan Lalove modern yang dibuat tanpa upacara sakral hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk menyelesaikannya. Meski sebagian masyarakat masih menggunakan Lalove sebagai alat musik sakral, sebagian lainnya hanya menggunakannya sebagai alat hiburan. Lalove sering digunakan untuk mengiringi tarian tradisional, dan juga untuk pertunjukan kesenian.

Lalove juga bisa dikolaborasikan dengan alat musik lainnya. Pada tahun 2019, Lalove ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Sulawesi Tengah. Alat musik tradisional ini merupakan salah satu kebanggaan Sulawesi Tengah.

Bahkan, Lalove menjadi salah satu inspirasi pembangunan pilar Jembatan V atau kini disebut Jembatan Lalove. Jembatan ini telah menjadi ikon Provinsi Sulawesi Tengah