liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Mengenal Mega Mendung, Motif Batik Cirebon yang Kaya Makna

Mega Mendung adalah salah satu motif batik populer dari Cirebon, Jawa Barat. Motif batik mendung memiliki sejarah dan makna filosofis tersendiri, khususnya bagi masyarakat Cirebon. Motif batik ini berbentuk seperti awan dan bisa beraneka warna.

Ada dua versi postingan tentang sejarah motif batik Mega Mendung. Versi pertama menyebutkan Mega Mendung dibuat oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran dan pendiri Kerajaan Cirebon. Sedangkan versi kedua menyatakan bahwa motif ini diadaptasi dari budaya Tionghoa.

Dikutip dalam buku berjudul “Kode Nusantara: Kajian Jejak Tradisi Terbaru di Nusantara” karya Hokky Situngkir (2016), sejarah kemunculan motif batik mendung mengarah pada sejarah kedatangannya. orang Tionghoa ke daerah Cirebon.

Sebab, saat itu pelabuhan Muara Jati di Cirebon menjadi persinggahan para pedagang dari dalam dan luar negeri. Tak heran bila banyak pedagang dari Tiongkok datang untuk berdagang, bahkan menetap di pesisir Cirebon.

Sejarah Munculnya Motif Batik Mega Mendung

Dikisahkan bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di daerah Cirebon pada abad ke-16 menikah dengan Ong Tien, putri Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming di Tiongkok. Ia kemudian membawa beberapa benda seni Tionghoa pada masa itu seperti keramik, piring dan kain yang dihias dengan bentuk awan.

Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ong Tien menjadi pintu gerbang budaya dan tradisi Tionghoa untuk masuk ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi Tionghoa ke dalam motif batik yang mereka buat, namun dengan sentuhan khas Cirebon. Ada perbedaan antara motif mega mendung dari China dan dari Cirebon.

Misalnya, garis awan pada motif mega mendung Cina berbentuk lingkaran atau melingkar. Sedangkan motif Cirebon cenderung lonjong, runcing, dan segitiga. Dalam Taoisme, bentuk awan mewakili dunia atas.

Bentuk awan merupakan gambaran dunia yang luas, bebas, dan memiliki makna ketuhanan. Konsep awan juga berpengaruh dalam dunia seni rupa Islam pada abad ke-16, yang digunakan para sufi untuk mengungkapkan dunia luar atau agung.

Motif batik Mega Mendung kemudian berkembang menjadi salah satu batik pesisir. Salah satu sentra industri batik pesisir adalah Trusmi. Trusmi terletak sekitar delapan kilometer ke arah barat dari pusat Keraton Kasepuhan, Cirebon.

Keberadaan kampung ini terkait dengan nama Ki Gede Trusmi, seorang tokoh agama Islam yang juga pengikut setia Sunan Gunung Jati. Beliaulah yang mengajarkan seni membatik sebagai sarana dakwah Islam.

Dulu, orang Trusmi membatik untuk memenuhi kebutuhan keraton. Dalam perkembangannya, Trusmi menjadi pusat pembuatan batik di Cirebon. Pengrajin batik Trusmi tidak hanya memproduksi batik keraton tetapi juga mengembangkan motif lain, seperti langit mendung.

Filosofi Di Balik Motif Batik Mega Mendung

Motif batik mendung memiliki filosofi bahwa setiap manusia harus mampu menahan amarah terhadap dirinya sendiri ketika sedang dalam keadaan galau, sedih, atau tertekan.

Bisa dikatakan motif batik Mega Mendung menunjukkan bahwa manusia harus selalu bersikap bijak dalam situasi apapun, seperti awan mendung yang menyejukkan suasana. Seperti namanya, yaitu “Mega” yang artinya Awan, dan “Cloudy” yang artinya cuaca yang sejuk.

Motif pada batik Mega Mendung juga mencerminkan kesan maskulin, lugas, dinamis dan terbuka. Motif mega mendung dulu dibuat dengan warna biru saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan permintaan pasar, gradasi dan komposisi warna batik Mega Mendung semakin beragam.

Harganya pun bervariasi, tergantung teknik yang digunakan. Harga selembar batik tulis motif mega cloud premium berkisar antara Rp 1,8 hingga Rp 5,9 juta. Hingga saat ini pewarnaan batik Mega Mendung masih dilakukan secara manual, sehingga warna batik tidak bisa merata seluruhnya.