Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian tradisional yang sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Beragam jenis tarian tradisional daerah telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya.
Selain itu, beberapa tarian tradisional Indonesia juga telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau masuk dalam kategori UNESCO Intangible Cultural Heritage, atau warisan budaya takbenda.
Mengutip ich.unesco.org, berikut 7 tarian tradisional Indonesia yang masuk dalam warisan budaya takbenda UNESCO.
1. Tari Tradisional Saman
Tarian yang berasal dari Aceh ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tanggal 24 November 2011. Tarian Saman merupakan tarian suku dataran tinggi Gayo abad ke-14 yang biasa dipentaskan dalam festival-festival penting.
Ditarik dengan syair-syair bahasa Gayo, tarian ini mengedepankan kekompakan dan kecepatan gerak yang luar biasa dari para penari saman. Tari Saman merupakan sarana dakwah yang mencerminkan religi, budi pekerti, pendidikan, persatuan, kepahlawanan, dan kebersamaan.
2. Tari Tradisional Gambuh
Tari Gambuh merupakan drama tari klasik Bali yang dianggap memiliki kualitas terbaik dan dianggap sebagai sumber dari segala jenis tari klasik Bali. Fungsi Tari Gambuh adalah sebagai (upacara) Tari Bebali, yaitu sebagai pengiring upacara di pura.
Dramatari Gambuh sebagai lakon tari klasik tertua dalam ranah tari Bali merupakan bentuk teater total yang memiliki unsur seni, drama, musik, dialog dan lagu. Pada tahun 2015, UNESCO mengakui tarian ini sebagai teater total lengkap dengan unsur seni, drama, musik, dialog, dan lagu.
Dramawan Gambu masih menggunakan nama penari yang diambil dari nama bangsawan kerajaan di Jawa Timur pada abad ke-12-14. Nama-nama tersebut antara lain Demang Sampi Gontak, Tumenggung Macan Angelur, Rangga Toh Jiwa, Arya Kebo Angun-angun, Punta Tan Mundur, dan lainnya.
Dramatari Gambuh merupakan tarian dasar dari hampir semua tarian yang ada di Bali. Dramatari Gambuh erat kaitannya dengan pelaksanaan upacara besar, khususnya panggung upacara mapeselang. Tari Gambuh ditarikan saat Ida Bhatara turun ke paselang.
3. Upacara Adat Tari Baris
Tari Baris Upacara umumnya ditarikan untuk Dewa Yadnya dan memiliki sandiwara (lelampan) dan cerita (story). Tarian ini biasanya digunakan sebagai penyangga upacara Dewa Yadnya. Umumnya Tari Baris Upacara digunakan atau ditarikan untuk Dewa Yadnya.
Tari Baris Upacara sebagai andalan upacara Dewa Yadnya memiliki banyak jenis. Tarian ini bisa dikatakan sebagai simbol widyadara atau bidadari sebagai pengawal Ida Betara Sesuhunan turun ke dunia pada saat sembahyang di pura yang dituju dan juga berfungsi sebagai penyambut kedatangan para dewa.
4. Tari Tradisional Sanghyang Dedari
Sanghyang Dedari adalah jenis tarian sanghyang yang ditarikan dalam keadaan kesurupan. Tarian ini awalnya bersifat religi namun kini telah menjadi ritual untuk memohon kesehatan dan kesejahteraan desa.
Sebuah warisan budaya pra-Hindu, Tari Sanghyang Dedari ditarikan oleh dua orang gadis suci dan diiringi oleh nyanyian laki-laki. Tarian ini dilakukan ketika para dewa turun sementara ke alam manusia dan muncul melalui seorang penari yang sedang kesurupan.
5. Tari Barong Ket Tradisional
Tari Barong Ket merupakan tarian klasik Bali yang dianggap sebagai warisan budaya pra-Hindu. Tarian ini disebut juga dengan tari Banaspati Raja dengan topeng barong berbentuk binatang atau singa. Singa ini dianggap sebagai simbol kebaikan.
Tari Barong Ket biasanya ditampilkan pada saat upacara keagamaan dan juga hiburan bagi wisatawan di Bali. Hal ini sesuai dengan simbol Barong yang pada umumnya dianggap sebagai pelindung oleh masyarakat Bali.
Beberapa orang beranggapan bahwa tarian ini sama dengan tarian barong pada umumnya, meskipun berbeda. Mengutip penjelasan di situs Kemdikbud, perbedaan barong dan barong ket terletak pada bentuk topengnya. Topeng barong berbentuk seperti wajah manusia dan memiliki warna yang berbeda-beda, sedangkan topeng barong ket lebih menyerupai binatang yang merupakan simbol Tuhan.
6. Tari Tradisional Wayang Wong
Seperti namanya, pemeran dalam Dramatari Wayang Wong adalah manusia atau manusia. Drama tari klasik ini menggabungkan tari, drama dan musik dan merupakan satu kesatuan yang biasanya menggunakan permadani dan menggunakan cerita atau sandiwara yang diambil dari epos Ramayana.
7. Tari Tradisional Legong Istana
Tari Legong Kraton berasal dari keraton-keraton Bali yang menceritakan kisah-kisah kuno seperti kisah Raja Lasem. Tarian ini biasanya ditarikan oleh penari wanita dengan ciri khas kipasnya.
Pada awalnya tarian ini bersifat sakral dan hanya dipelajari di kalangan keraton. Namun seiring dengan perkembangannya, hal tersebut berubah dan Tari Legong semakin berkembang di masyarakat umum. Gerakan-gerakan dalam tarian ini diekspresikan sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih masyarakat Bali kepada leluhurnya atas berkah yang melimpah.