Alat musik Sape atau yang lebih dikenal dengan Sampe berasal dari Kalimantan Timur. Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar, dan sering digunakan dalam acara adat Dayak.
Sape terbuat dari kayu Adau yang banyak ditemukan di Kalimantan. Keistimewaan alat musik tradisional ini adalah menampilkan pola ukiran khas suku Dayak. Ukirannya sangat dominan dan memenuhi permukaan alat musik yang panjangnya kurang lebih satu meter itu.
Alat musik tradisional Kalimantan mirip dengan gitar dengan senar dan dimainkan dengan cara dipetik. Alunan yang keluar dari alat musik ini sangat indah. Hal menarik lainnya dari alat musik tradisional Kalimantan ini adalah dapat dipasangkan dengan alat musik modern, seperti gitar, bass, drum, dan keyboard.
Sape biasanya dimainkan untuk mengiringi berbagai tarian Dayak pada festival kesenian yang penuh kemeriahan. Tak hanya itu, konon dulu alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi proses pengobatan seseorang yang menderita penyakit.
Nada Berbeda Antara Siang dan Malam
Dilansir dari buku Alat Muzik Tradisional Nusantara karya Akhmalul Khuluq, ada aturan khusus dalam memainkan alat musik Sape. Nada yang dihasilkan alat musik ini tergantung pada waktu dimainkannya, yaitu siang, malam, atau pada hari raya tertentu.
Saat alat musik tradisional ini dimainkan pada siang hari, nada yang dihasilkan ceria dan penuh keceriaan. Sedangkan jika dimainkan pada malam hari, suara yang dihasilkan adalah irama yang tenang, sendu, dan sendu.
Dalam kehidupan sehari-hari, sape juga dimainkan saat keluarga besar berkumpul. Padahal, alat musik yang satu ini ampuh untuk menghibur anggota keluarga yang sedang sedih atau berduka atas sesuatu. Lain halnya jika dimainkan pada saat upacara adat.
Suasana akan semakin sakral, sehingga setiap orang yang mengikuti upacara akan terdiam dan mengapresiasi setiap nada yang dihasilkan oleh alat musik ini. Siapapun yang mendengar kutipan sape akan merinding. Mereka juga akan melantunkan doa dan mantra khusus.
Tidak jarang, kerasukan roh dan arwah leluhur terjadi saat suasana magis ini tercipta. Alat musik pada umumnya juga dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan perasaan. Berbagai macam perasaan bisa diungkapkan melalui alat musik ini.
Main sape
Tak heran jika fungsi alat musik Sape juga semakin berkembang. Generasi muda suku Dayak menggunakannya untuk menunjukkan perasaan mereka dan merayu wanita yang mereka cintai. Tidak jarang mereka berkembang dengan memainkan lagu-lagu modern dengan menggunakan alat musik Sape.
Ada berbagai jenis senar yang tersedia pada alat musik Sape, ada yang berkisar antara empat hingga enam. Selain itu, ada juga alat musik Sape berdawai dua, jenis ini disebut Sape’ Karaang yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian yang memiliki gerak menghentak. Alat musik sape tersebar di daerah Samarinda, Malinau, Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Nada yang dihasilkan alat musik ini terbagi menjadi dua nada yaitu Tubunsitun dan Sakpakok. Nada tubunsitun biasanya bertempo lambat dan menghasilkan nada yang khas.
Sedangkan Sakpakok memiliki nada yang lebih cepat dan dinamis. Mengutip buku “Ensiklopedi Alat Musik Tradisional: Kalimantan Tengah Sampai Nusa Tenggara Barat” karya R. Toto Sugiarto dkk., kata Sampe berasal dari bahasa daerah suku Dayak yang artinya “memetik dengan jari”.
Cara memainkan Sampe juga sama dengan kecapi yaitu dengan cara dipetik senar atau tali agar menghasilkan nada yang indah. Selain itu, bunyi senar yang dihasilkan merupakan nada dasar. Memainkan alat musik tradisional ini juga sedikit berbeda dengan gitar.
Senar yang digunakan pada alat musik tradisional ini berjumlah 3-4 senar. Setiap senar memiliki nada yang berbeda dari senar lainnya, jadi Anda perlu menyetel senar ke nada yang ingin Anda mainkan. Pada awalnya alat ini hanya menggunakan tali yang terbuat dari serat karbon dari pohon palem.
Namun seiring berjalannya waktu, tali kini dibuat dari kabel-kabel kecil. Alat ini juga memiliki keunikan yaitu terletak pada bagian ujungnya. Saat memainkannya juga dibutuhkan ketenangan dan kesabaran untuk menghasilkan nada yang indah, tanpa cacat nada.
Cacat nada itu sendiri tergambar dari situasi ketika jari pemain Sape tanpa sengaja memetik senar yang tidak diinginkan. Kelentukan dan ketangkasan jari juga menjadi faktor penting dalam memainkan alat musik ini.