liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Mengenal Tapak Tuan, Jejak Kaki Raksasa yang Melegenda di Aceh Selatan

Tapak Tuan merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terkenal di Kabupaten Aceh Selatan. Tempat wisata ini terletak di Desa Pasar, Kecamatan Tapak Tuan, Aceh Selatan. Tapak Tuan terkenal dengan tapak kaki raksasanya di pantai.

Wisatawan biasanya datang untuk mengabadikan momen di sekitar jalan setapak raksasa tersebut. Tapak kaki yang terkenal adalah tapak kaki raksasa dengan lebar 2,5 meter dan panjang 6 meter. Jejak ini terletak di pinggir pantai dan jajaran Gunung Lampu, Tapak Tuan.

Untuk bisa mencapai jejak kaki raksasa tersebut, wisatawan harus berjalan melewati bebatuan. Situs wisata Tuan sudah mengalami pemugaran yaitu permukaannya sudah dilapisi semen. Meskipun demikian, bentuk asli situs tersebut tidak berubah.

Di sekitar tempat wisata Tapak Tuan juga tersedia tempat duduk sederhana dari kayu yang menghadap ke laut, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan laut.

Cerita dibalik Obyek Wisata Situs Tuan

Dilansir dari laman dispar.acehselatankab.go.id, keberadaan Tapak Tuan dianggap mistis oleh warga setempat. Tapak Tuan berasal dari dua suku kata ‘Tapak’ dan ‘Tuan’.

Penamaan tersebut tidak terlepas dari legenda Tuan Tapa dan keberadaan tapak kaki raksasa di sana. Legenda ini merupakan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya hingga saat ini. Misteri tapak kaki raksasa tersebut konon berawal dari legenda pertapa perkasa bertubuh raksasa bernama Syekh Tuan Tapa.

Dia menghabiskan seluruh waktunya untuk menyembah Tuhannya, selalu berdzikir, dan selalu mengingat nama Sang Pencipta. Dalam keadaan tidak sadar sekalipun, hatinya akan selalu dikendalikan oleh cintanya kepada Tuhannya.

Setiap hari ia bertapa di sebuah gua di Aceh Selatan. Karena ketekunan dan kesungguhannya dalam mengeja dan selalu memuliakan nama Tuhan. Ia kerap terinspirasi tentang berbagai hal supranatural yang tidak banyak diketahui orang awam.

Suatu ketika ketika sedang bertapa, Syekh Tuan Tapa diganggu oleh peperangan seorang raja dari Kerajaan Asralanoka dari Samudera Hindia. Raja ingin mengambil putranya dari dua naga. Syekh Tuan Tapa kemudian keluar dari gua untuk membantu raja yang sedang kesulitan di tengah lautan.

Konon kakinya saat melompat tetap berada di situs ini. Setelah pertempuran sengit itu, dua ekor naga mati di tangan Syekh Tuan Tapa yang bersenjatakan tongkat. Kemudian raja dapat kembali untuk mendapatkan putranya.

Meski sang Putri telah kembali ke pangkuan raja dan ratu, keduanya tidak kembali ke kerajaan dan memilih tetap tinggal di Aceh. Keluarga kerajaan kemudian menetap di dekat gua Syekh Tuan Tapa, yang kemudian menjadi cikal bakal pemukiman Tapak Tuan. Segera setelah kejadian itu, Syech Tuan Tapa menghilang di suatu lokasi.

Tak jauh dari jejak kaki raksasa itu, juga terdapat sebuah batu di tengah laut yang diyakini sebagai helm Tuan Tapa yang kini telah berubah menjadi batu. Kopi lepas saat pertempuran terjadi. Tongkat yang telah berubah menjadi batu ada di sana.

Kemudian, 5 km dari lokasi terdapat karang berbentuk hati di Kampung Batu Itam dan sisik naga di Kampung Batu Merah. Menurut cerita, tubuh naga jantan yang kalah berkelahi. Terumbu karang berbentuk layar juga ada di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kabupaten Samadua, Aceh Selatan, yang jaraknya sekitar 20 km dari situs raksasa tersebut.

Konon batu tersebut merupakan sisa peninggalan kapal raja dan ratu Kerajaan Asralanoka yang hancur saat pertempuran. Legenda Tapak Tuan semakin lengkap ketika kuburan raksasa itu ditemukan. Makam tersebut berukuran lebar dua meter dan panjang 15 meter di Masjid Tuo, Kampung Padang, Tapak Tuan.

Sedangkan makam Tuan Tapa diyakini warga sekitar berada di Kampung Padang, Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan. Letaknya sekitar 10 km dari jalur Tuan Tapa yang terletak di tepi laut Gunung Lampu.

Makam Tuan Tapa terletak di belakang masjid yang berdiri kokoh seperti Masjid Tua di seberang Madrasah Aliyah Negeri Tapak Tuan 1.

Makam Tuan Tapa sangat besar, panjangnya mencapai 25 meter dan lebar 8 meter. Wisata Situs itu sendiri juga memiliki mitos, yaitu aturan yang harus diikuti wisatawan saat mengunjungi jejak kaki raksasa tersebut. Aturannya sederhana: jangan terlalu heboh, sombong, bicara kotor, dan melakukan perbuatan tidak senonoh.

Jika melanggar, bersiaplah ombak menyeret dan menenggelamkan wisatawan yang berani melanggar aturan. Tujuan dari setiap aturan di tempat wisata tertentu adalah untuk menjaga tata krama pengunjung.