liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Menyusuri Keunikan Sejarah Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah salah satu bangunan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Salah satu bangunan bersejarah di Semarang ini awalnya bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Bangunan tua ini dibangun oleh perusahaan kereta api swasta Belanda pada tahun 1904.

Konstruksi dimulai dengan menggali tanah sedalam 4 meter dan kemudian menggantinya dengan lapisan vulkanik yang membuat bangunan tahan gempa.

Dilansir dari situs heritage.kai.id, bangunan tersebut dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan BJ Ouendag, arsitek dari Amsterdam.

Ciri Ciri Lawang Sewu

Bangunan Lawang Sewu bercirikan elemen melengkung dan sederhana. Bangunannya didesain menyerupai huruf L dan memiliki banyak jendela dan pintu sebagai sistem sirkulasi udara.

Dinamakan Lawang Sewu (seribu pintu) karena bangunan ini sepertinya memiliki banyak pintu. Faktanya gedung ini hanya memiliki 429 pintu.

Namun, seperti banyak bangunan Belanda lainnya, Lawang Sewu memiliki banyak jendela besar. Jendela ini jika dilihat dari jauh terlihat seperti pintu. Itu sebabnya orang menyebut bangunan ini “Lawang Sewu”.

Selain desain bangunannya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri buatan Johannes Lourens Schouten.

Kaca patri menceritakan kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim dan kejayaan kereta api.

Hiasan lain di Lawang Sewu antara lain ornamen gerabah pada gapura di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air berlapis tembaga, dan menara masjid berhiaskan perunggu.

Pembangunan Lawang Sewu dimulai pada 27 Februari 1904 dan dihentikan pada Juli 1907. Kemudian pembangunan gedung bersejarah ini dimulai kembali pada tahun 1916 yang selesai 2 tahun kemudian pada tahun 1918.

Sejarah Singkat Lawang Sewu

Lawang Sewu digunakan untuk kantor administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), sebuah perusahaan kereta api swasta dari Belanda.

Kantor NIS pertama ada di stasiun Semarang, namun karena tempatnya sudah tidak sesuai lagi akhirnya pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun gedung baru.

Meski secara resmi gedung ini hanya beroperasi sebagai kantor administrasi NIS, gedung ini juga memiliki sisi gelap. Selain lantai satu dan dua yang berfungsi sebagai perkantoran, kantor ini juga memiliki satu lantai basement dan satu lantai tiga.

Lantai ketiga adalah loteng dan ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai penjara bagi para tahanan selama masa kolonial.

Saat Indonesia jatuh ke tangan Jepang, ruang bawah tanah dan loteng ini menjadi penjara paling brutal bagi Belanda.

Setelah bertahun-tahun kosong, bangunan peninggalan Belanda ini menjadi tidak terurus dan terlihat menyeramkan. Tak heran jika banyak cerita mistis yang menghantui Lawang Sewu.

Lawang Sewu sering dijadikan tempat wisata oleh masyarakat Semarang dan sekitarnya karena bangunannya yang terkadang terdengar mistis, desain bangunan kolonial Belanda, dan sejarahnya yang pasti tidak akan terlupakan.

Sejarah baru muncul ketika Indonesia merdeka, namun gedung ini juga tidak jatuh ke tangan Indonesia.

Bangunan bersejarah ini berubah menjadi tempat pertempuran antara para pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) yang bertempur dengan pasukan Kempetai dan Kidobutai dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dimulai pada tanggal 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945.

Untuk itulah pemerintah menjadikan bangunan bersejarah Lawang Sewu sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.

Kemudian gedung ini mulai dikosongkan pada akhir tahun 1990-an, namun sebelumnya gedung ini pada masa setelah kemerdekaan berubah fungsi menjadi Badan Prasarana Komando Daerah dan Dinas Perhubungan Daerah Jawa Tengah.

Hingga tahun 2013, gedung ini menjadi lokasi uji nyali sebuah acara TV dan berakhir dengan meninggalnya salah satu peserta beberapa hari setelah acara berlangsung.

Karena kengerian yang menghantuinya, bangunan ini pernah dinobatkan sebagai bangunan paling menakutkan kedua di benua Asia.

Setelah dinobatkan sebagai bangunan paling angker, Lawang Sewu mulai diperbaiki. Pemugaran dan renovasi selesai pada tahun 2011.

Seiring berjalannya waktu, Lawang Sewu kini semakin fit dan melakukan renovasi agar bangunan ini tidak begitu menyeramkan.