Dua pabrikan otomotif asal Jepang, Nissan Motor dan Mitsubishi Motors, bekerja sama memproduksi mobil listrik mungil dan murah yang rencananya diluncurkan pada 2022. Harga mobil listrik ini diperkirakan tidak akan melebihi 2 juta yen, sekitar Rp. 265 juta (asumsi kurs Rp 132 per yen). , setara dengan harga mobil bensin.
Nissan dan Mitsubishi sedang mengembangkan mobil kei elektrik, sebutan untuk mobil dengan dimensi super kecil di Jepang untuk perjalanan singkat atau penggunaan sehari-hari. Artinya mobil ini hanya akan dijual dan dipasarkan di Jepang.
Nantinya mobil tersebut akan dilengkapi baterai yang kapasitasnya dibatasi hingga jarak maksimal 200 kilometer (km) untuk menekan harga. Namun pembeli di sana akan mendapat subsidi dari pemerintah mulai dari 200 ribu yen (Rp 26,5 juta).
Bahkan di kota besar seperti Tokyo, pembeli bisa mendapat subsidi hingga 450 ribu yen (Rp 59,7 juta), sehingga harganya turun sekitar 1,5 juta yen atau di bawah Rp 200 juta.
Mobil Kei mendominasi pangsa pasar mobil di Jepang, hingga 40%. Mobil jenis ini berperan penting dalam mempercepat adopsi mobil listrik di Jepang yang tertinggal dari pasar mobil listrik global, seperti Eropa dan China.
“Mobil mini yang digerakkan oleh listrik akan menjadi lebih bernilai sebagai infrastruktur sosial kawasan,” kata peneliti Itochu Research Institute Sanshiro Fukao, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Senin (15/3).
Hal ini disebabkan mahalnya harga mobil listrik produksi pabrikan otomotif Negeri Sakura itu, bahkan setelah mendapat subsidi. Misalnya Nissan Leaf yang memiliki jangkauan 458 km harganya 4,41 juta yen (sekitar Rp 585 juta) atau Mitsubishi i-Miev yang masuk kategori kei car tapi harganya mencapai 3 juta yen.
Menurut International Energy Agency (IEA), penggunaan mobil listrik di Jepang menduduki peringkat keempat dunia setelah China, Amerika Serikat (AS), dan Norwegia, pada 2018. Padahal Jepang merupakan rumah bagi beberapa produsen otomotif terbesar dunia seperti Seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, dll. Lihat kotak data berikut:
Dengan demikian, kehadiran mobil listrik kecil dengan harga terjangkau akan mempercepat transisi Jepang ke mobil listrik. Beberapa perusahaan lain juga sedang mengembangkan mobil listrik ultra-kompak. Seperti produsen oli Idemitsu yang akan meluncurkan mobil listrik dengan harga 1-1,5 juta yen tahun depan.
Toyota juga akan meluncurkan mobil listrik dua penumpang C+pod tahun depan dengan harga mulai 1,65 juta yen (Rp 218 juta). Mobil besutan Idemitsu dan Toyota ini tidak bisa digunakan di jalan tol karena kecepatan maksimalnya hanya 60 km per jam atau kurang.
Dua pabrikan besar Jepang lainnya, Suzuki Motor dan Daihatsu Motor Toyota, fokus pada teknologi hybrid yang lebih mudah diimplementasikan. Sebagai informasi, Jepang menargetkan pada tahun 2030 semua mobil baru yang dijual menjadi hibrida atau plug-in hybrids (PHEVs).