Toyota Motor Corporation Jepang akan merilis mobil listrik murni berbasis baterai pertamanya, X-Prolog, secara global pada Rabu 17 Maret 2021. Ini menjadi sinyal keseriusan Toyota bermain di segmen mobil listrik murni.
Seperti diketahui, Toyota telah memainkan segmen mobil listrik hybrid dan plug-in hybrid (PHEV). Salah satu andalan pabrikan otomotif negeri Sakura ini adalah Prius yang baru saja merilis versi PHEV di Indonesia.
Toyota meraih sukses dalam kendaraan ramah lingkungan dengan meluncurkan Prius pada 1997, jauh sebelum tren mobil listrik. Bahkan Toyota menjadi raja dalam kategori ini dan dinobatkan sebagai pembuat mobil paling berharga di dunia. Namun gelar itu diraih oleh Tesla pada tahun 2020.
Namun, tidak banyak detail yang bisa digali dari mobil listrik baru Toyota ini. Dalam laman peluncuran resminya, x-prolog.com, Toyota hanya memajang gambar lampu depan berbentuk bumerang pada mobil berwarna merah, dengan logo Toyota di tengahnya.
Menurut laporan The Driven, X-Prolog merupakan mobil listrik berjenis SUV (sport utility vehicle) yang dijanjikan Toyota pada akhir tahun 2020 yang disebut hampir siap diproduksi. Mobil ini kemungkinan merupakan proyek kemitraan strategis Toyota dengan Subaru.
Mobil tersebut disebut akan menggunakan platform e-TNGA, variasi dari sasis Toyota New Global Architecture (TNGA) yang sebelumnya diperkenalkan pada model Prius. Platform ini mendukung sistem penggerak depan, belakang, atau all-wheel drive (AWD), dan dapat mendukung berbagai kapasitas baterai dan motor listrik.
“Toyota akan mengambil langkah selanjutnya dalam meluncurkan portofolio mobil listrik baterai SUV ukuran sedang dalam beberapa bulan mendatang,” kata Koji Toyoshima, wakil kepala kantor pabrik kendaraan nol emisi Toyota.
Bahkan di penghujung tahun 2020, Toyota telah mengumumkan bahwa di awal tahun 2021 akan merilis baterai elektrik solid-state yang dapat diisi ulang hanya dalam waktu 10 menit. Namun, belum diketahui apakah peluncuran X-Prolog pada Rabu nanti juga akan digunakan untuk mengumumkan teknologi baterai baru ini.
Target Bebas Emisi Jepang 2030
Pemerintah Jepang menargetkan 50% mobil baru yang dijual di negaranya bertipe hybrid atau PHEV pada 2030. Jepang menargetkan menghentikan penjualan semua mobil berbahan bakar minyak pada pertengahan 2035.
Namun ibu kota Jepang, Tokyo, telah memajukan target penghentian penjualan mobil berbahan bakar bensin hingga 2030, atau lima tahun lebih cepat dari target nasional. Pembuat mobil mungkin harus memajukan target elektrifikasi kendaraan mereka agar sesuai dengan target Tokyo.
Toyota mengatakan bahwa semua kendaraan baru akan dilengkapi dengan fungsi kendaraan listrik (termasuk model hybrid) pada tahun 2025. Nissan juga berencana meningkatkan proporsi kendaraan listrik di Jepang menjadi 60% pada tahun fiskal 2023.
Namun produsen mobil lain akan kesulitan untuk mempercepat targetnya karena banyak produsen kendaraan kompak yang belum berinvestasi untuk mengembangkan teknologi mobil listrik. Seperti Daihatsu Motor yang memiliki pangsa pasar terbesar keempat berdasarkan penjualan domestik.
Daihatsu hanya memproduksi kendaraan bensin murni untuk jajaran mobil compact andalannya. Analis mengatakan kebijakan tersebut akan memaksa pembuat mobil untuk mengembangkan teknologi hibrida atau listrik melalui kemitraan.
Beberapa produsen mobil mengeluhkan kebijakan kota Tokyo. Seorang eksekutif Honda mengatakan tren ke arah elektrifikasi benar dalam jangka menengah hingga panjang. “Tapi Tokyo terlalu terburu-buru,” katanya.
Eksekutif lain di pembuat mobil yang berbeda mengatakan perusahaan tidak akan dapat memenuhi tenggat waktu 2030. Namun, Jepang lebih lambat mengadopsi mobil listrik daripada negara lain di dunia.
Menurut laporan International Energy Agency (IEA) 2018, negara konsumen mobil listrik terbesar adalah China dengan 2,24 juta unit, kemudian Amerika Serikat (AS) dengan 1,13 juta unit, dan Norwegia dengan 296,2 ribu unit. Lihat kotak data berikut: